Postingan kali ini merupakan kelanjutan yang lalu, yaitu pengenalan dasar PLL dan aplikasinya. Pada kesempatan ini kita ambil contoh IC PLL MC145151 dari Motorola. Dalam IC ini sudah built-in Phase Detector, Oscillator Reference, dan N Programmable Divider, sehingga dengan menambahkan sebuah kristal, lowpass filter, dan VCO maka kita sudah dapat membangun frequency synthesizer dengan PLL.
Kelebihan IC ini adalah kita dapat mengeset bilangan pembagi untuk frekuensi kristal pada Oscillator Reference, dengan kemungkinan 8 angka pembagian.
Mari kita lihat susunan pin IC ini:
Fin : Frekuensi Input ( Pin 1 )
Frekuensi Output dari VCO diumpankan ke pin No. 1 ini.
RA0 – RA2 ( pin 5, 6, 7 )
Dari tiga pin ini kita bisa mengeset berapa nilai pembagi ( 8 pilihan ) yang membagi frekuensi kristal Osilator referensi. Detailnya bisa anda lihat pada gambar.
N0 – N11 ( pin 11 – 20 dan pin 22 – 25 )
N Programmable Divider, dari ini kita mengeset berapa nilai N. Perlu dipasang resistor pull-up agar tercapai kondisi yang pasti pada logika 1.
OSCin – OSCout ( pin 27 dan 26 )
Pada pin ini kita pasang kristal yang akan menetukan berapa besar frekuensi Osilator Referensi setelah dibagi oleh kombinasi tegangan pada RA0 – RA2.
PDout ( pin 4 )
Phase Detector out, dari pin ini keluar tegangan error yang digunakan mengontrol frekuensi VCO setelah melalui Low Pass Filter.
LD ( pin 28 )
Lock detector, akan bernilai High jika terjadi ”Lock ” dan Low jika PLL tidak terkunci.
VDD ( pin 3 )
Tegangan Positip power supply 3 – 9 Volt.
VSS ( pin 2 )
Dihubungkan dengan Ground.
Cara kerjanya sebagai berikut:
Frekuensi Kristal 2,048 MHz dibagi bilangan 2048 ( lihat setting tegangan RA0 –RA2 ), menghasilkan frekuensi referensi 1 KHz. C trimmer pada kristal untuk memastikan frekuensi osilator referensi tepat I KHz.
Sirkuit R dan C pada keluaran PDout adalah merupakan Low Pass Filter.
Untuk mendapatkan frekuensi output VCO lock pada frekuensi 5 MHz ( 5000 KHz ), kita harus mengeset kombinasi saklar N Programmable Divider pada bilangan 5000.
Angka N = 5000 ini didapat dari 5000KHz dibagi 1KHz.
Kesimpulannya:
Frekuensi Output VCO = frekuensi Osilator referensi dikali dengan nilai N.
Pada contoh gambar untuk mendapatkan frekuensi out sebesar 5 MHz kita harus mengeset saklar programmable divider dengan posisi: 01110001000, darimana mendapatkan ? . posisi saklar pada gambar di atas ( perhatikan betul-betul gambar... ) adalah merupakan representasi bilangan Biner dari bilangan desimal 5000 ( nilai N ).
Untuk mengubah frekuensi out VCO kita tinggal mengubah besarnya nilai N pada Programmable divider. Untuk Datasheet selengkapnya bisa lihat di SINI
Malam terasa larut dan dingin, besok harus bekerja, mata terasa berat sekali, tetapi tetap harus nge-”posting”. Mungkin tulisan yang dibuat setengah ngantuk ini sedikit berguna atau sekedar bahan diskusi ......thanks.
Baca selengkapnya...
Mesin Pencari Paling Andal
Rabu, 05 November 2008
Selasa, 07 Oktober 2008
FM PLL FREQUENCY SYNTHESIZER
Prinsip kerja PLL frequency Synthesizer ( penyusun frekuensi PLL ) adalah sbb:
Mula-mula VCO berosilasi pada frekuensi yang ditentukan oleh tegangan control Vc dan menghasilkan sinyal frekuensi Fv. Sinyal frekuensi ini selain diperkuat oleh buffer dan tingkat penguat selanjutnya, juga diambil untuk dihubungkan pada pembagi terprogram N. Berapa besar nilai N ditentukan oleh kombinasi tingkat tegangan pada kaki-kaki program dari IC Programmable divider.
Umumnya bilangan N diberikan dari saklar/dip switch atau Up-Down Counter di luar.
Keluaran pembagi adalah Fv/N, frekuensi ini diumpankan ke Phase detector. Di samping itu pada Phase detector juga terdapat masukan yang berasal dari Oscillator referensi Fr. Frekuensi referensi umumya sekitar 10 KHz.
Keluaran phase detector merupakan sinyal kesalahan ( error voltage ) yang berupa sederetan pulsa-pulsa tipis yang sebanding dengan perbedaan Fasa antara Fr dan Fv/N. Tegangan error ini kemudian diintegrasi dengan LPF ( Low Pass Filter ) dan menghasilkan tegangan DC yaitu Vc.
Bila pembagi N diubah, maka Fv/N juga berubah, beda fasa juga berubah , dan tegangan control Vc berubah, akibatnya VCO menghasilkan frekuensi baru yang berbeda dari frekuensi semula.
Bila harga N diubah-ubah maka akan dihasilkan beratus-ratus frekuensi yang stabil , yang kestabilannya setara dengan osilator kristal.
Catatan:
Penjelasan prinsip kerja PLL frequency synthesizer diatas sangat praktis dan sederhana , memang cocok dengan situasi komunitas kita: homebrewer. Mungkin kalau kita kaji teori PLL secara mendalam tentunya sangat “berat” bagi kita.
Kita harus belajar tentang analysis kestabilan system, analysis signal, teori filter, transformasi fourier, Mathlab…dll…pusiiiiiiing deh.
Untuk para homebrewer cocoknya yang praktis-praktis aja deh…………setuju?
Baca selengkapnya...
Label:
PLL
Selasa, 30 September 2008
T-MATCH FOR FM ANTENNA
Penyesuai Impedansi antenna dengan T-Match banyak digunakan pada Antena Amatir 2 meter band.Terutama jenis antena Yagi. Prinsip dasar antena terlihat seperti pada gambar.
Baca selengkapnya...
Label:
ANTENA
Selasa, 23 September 2008
GAMMA MATCH UNTUK PEMANCAR FM
Dari berbagai macam antenna FM homebrew, salah satu yang banyak dipakai teman - teman homebrewer adalah antena dipole 1/2 lamda. Namun sering kita lihat, dipole mereka langsung di"feed" dengan kabel transmisi. secara teoritis dipole sederhana 1/2 lamda mempunyai impedansi input sekitar 72 Ohm, cocok dengan kabel transmisi 75 Ohm.
Tapi perlu diingat bahwa dipole dasar, kalau dilihat konstruksinya bersifat balanced/seimbang, sedangkan kabel kita ( coaxial ) adalah UNbalanced. idealnya perlu BALUN (dari balans ke TAK balans). Dengan perbandingan 1 : 1.
Dengan tambahan Gamma Match pada dipole, kita bisa men"feed" antena kita dengan kabel 50 Ohm langsung, misalnya RG-08 . Dan bisa di"adjust" agar impedansi input mendekati 50 Ohm UNbalanced.
Dengan cara menggeser-geser gamma rod ( shorter bar ) sehingga didapatkan SWR terendah.
Dari gambar teoritis terlihat Capasitor variabel yang diseri dengan Gamma rod, dalam praktek untuk capasitor agar praktis, kuat dan tentu saja tahan air. digantikan dengan inner konduktor kabel coax RG-8 + dielektikumnya yang dimasukkan ke dalanm pipa aluminium 3/8" sebagai gamma rodnya.
Potong Kabel RG-8 sekitar 21 Cm, buang ground shield + jacketnya, tinggal inner konduktor + dielektrikum.
Masukkan inner + dielektrikum tadi ke aluminium 3/8 ", kupas ujung konduktor sekitar 1 cm gar bisa disolder.
Rasanya lebih jelas bila langsung dlilihat konstuksinya.
Konstruksi ini berasal dari Mas Ibrahim Noor ( bang Ahim ), makasih Infonya bang sekalian minta ijin untuk diposting.....foto-foto selengkapnya bisa dilihat di situs Bang Ahim ini
Baca selengkapnya...
Label:
ANTENA
Kamis, 11 September 2008
OBROLAN PEMANCAR FM
Sebelumnya saya sampaikan, bahwa saya bukan orang yang paham betul tentang pemancar, tetapi saya sangat menyukai dunia RF ini, bahkan sejak tahun 1986 ( kelas 2 SMA ). Apa yang tertulis di blog ini, semata-mata karena pengalaman pribadi dan hasil bertanya sana-sini ke teman2 yang lebih senior. Jadi mohon maaf sekiranya saya menjawab pertanyaan yang masuk, tetapi tanpa dilandasi argumen yang sangat teknis, sekali lagi saya merujuk pada "pengalaman pribadi".
Obrolan tentang Pemancar FM di bawah saya ambil dari surat/e-mail yang masuk, tentu saja tanpa saya sebutkan pengirimnya. Mohon teman2 kasih saran and kritik..
ANTENNA 5/8 LAMDA
Tanya:
Nanya lagi nih pak win, saya baru install pemancar 150 watt, dengan antena 5/8 swrnya 1,1 ketinggian antena 18 meter, akan tetapi yang saya herankan kok kualitas sinyal dengan radius 2 - 3 km sudah nggak bagus lagi? kalau di scan auto nggak nge lock, dan sinyal stereonya pun kadang kadang hilang?apa yang kurang ya pak win?atau ada yang salah dalam prosedur match antena??
Dan apakah memang demikian untuk antena 5/8?
Saya pernah buat dengan modifikasi antena gazden 144 Mhz hasilnya dengan kekuatan 50-70 watt untuk radius 2-3 km sinyal ga ada masalah sama sekali, dan untuk luar kota juga cukup baik +/- 10 km.
Yah saya memang kadang 2 bingung juga dengan masalah kekuatan sinyal ini pak win. Mudah mudahan ada solusinya
Jawab:
Sebagai gambaran umum antena 1X 5/8 lamda gainnya 3 Dbi, jika dipandang dari samping, sudut pancar pola radiasinya banyak energi yang terbuang langsung ke atas, beda dengan antena gazden yang 2X 5/8 lamda. energi yang terbuang ke atas akan "dipaksa" menyebar ke samping . sehingga radiasinya lebih jauh.
untuk memastikan apakah antena anda beresonansi/match di frekuensi ini. chek dengan antena analyzer ( misal MFJ-259b ) atau MFJ-269B
VIDEO SENDER AMPLIFIER
Tanya:
saya di mintai tolong tetangga satu komplek untuk ngakali video sender biar pancaranya bisa deterima di komplek perumahan,...kira2x,...bagaimana kiatnya mas. video sender tersebut mancar di 224.6 mhz,....Dah saya kasih antenna luar tapi masih kurang bagus,...mungkin habis dijalan soalnya saya kasih kabel coax sepanjang 9 meteran
Jawab:
dikasih booster/penguat. cuma agak sulit buatnya. saya pernah pakai c1946 cuma keluar 3 watt( tentunya dengan penguat bertingkat yang cukup banyak ). penguatnya harus pada kelas A, B, atau AB.
ANTENNA DIPOLE
Tanya:
Pak win pernah buat antena dipole?
Bener ga klo dibuat 2 bay bisa dapat gain 4dB?
Gimana cara buat dan ukurannya? serta gimana cara buat power devidernya?
Jawab:
pernah buat , saya stack 4 bay, secara teoritis gain 9 dBi, cuma polarisasinya vertical, di kota agak sulit tembus, tetapi di luar pancarannya jauh sekali. untk ukuran 1/2 lamda.
TUNING PEMANCAR
Tanya:
Pak bagaimana cara tuning swr untuk pemancar 150 watt?apakah dengan 30 watt
> dulu jika sudah match baru ke 150 watt, atau langsung pake 150 watt?
>
> Untuk kualitas audio yang bagus dengan biaya yang murah audio prosesor
> apakah yang dipakai?
> dan bagaimana cara menghasilkan suara mic yang bagus ( ngga cempreng)
> seperti radio2 swasta? juga dengan biaya yang murah? (mau bagus ko muraahh
>Trims pak, saya pake pll veronica juga pak dari pak machmud bandung, tapi saya masih kurang puas dengan kualitas audio yang rasanya masih kalah dengan stasion radio yang besar. karena saat ini saya hanya pke mixer behringer dan audio dari mp3 pc aja belum pake processor ( audio composer).
Oya pak apakah ada pengaruhnya panjang kabel terhadap matching antena? dan apakah dengan merubah panjang kabel (memotongnya) dapat merubah kualitas matching antena?
Jawab:
Kalau yang saya buat juga mirip dengan buatan pak mahmud, cuma pada
bagian preemphasis saya lepas resistor 8k2 ohmnya. suara terasa lebih
lepas. mungkin stereo encoder perlu di adjust.
PEMANCAR NYEPLETTER
Tanya:
Saya punya pemancar fm dengan daya 100W, saya pke PLL dan 2694, dengan antena 5/8
Antena tersebut modifikasi dari antena 2Meteran
Saya senaang menggunakan antena tersebut karena modifnya mudah, dan matchnya sangat bagus 1:1 swr 1,0
Yang ingin saya tanyakn jika ingin menggunakan double 2694 hingga 200W berapakah nilai nilai C keramik yang digunakan?
Dan jika mengganggu TV bagaimana langkah pencegahannya??
Antena apakah yang paling bagus untuk wilayah perkampungan yang agak padat perumahan dan bisa menjangkau jarak yang cukup jauh?
Jawab:
Untuk boster 200Watt itu , ada 2 cara:
1. langsung digabung dengan coil di pCB/strip Line spt di foto, 2. dengan combiner kabel .
Untuk model 1, C yang ke antenna sekitar 100Pf/2KV dan VC bagian output harus 0 - 100 PF, itupun kadang2 perlu C tambahan agar didapat output Max, dengan beban dummy load 50 ohm. Anda bisa lihat posisi putaran VC waktu ngetrim, apakah VC terlalu "ngepol"(rapat) atau terlalu longgar.
Untuk model 2 anda hrs buat 2 boster 100W sama persis, masing2 dituning 50 OHM. and pada input dipecah menjadi 2 dan output digabung lagi menjadi satu. sederhana kok.
Menurut pengalaman membuat boster yang tersulit adalah pada bagian inputnya, harus benar2 match, baru bisa nge"drive".
Kalo masalah nyeplet ke TV , itu banyak faktor, dari penguat yang nggak linear(cirinya terlalu panas), juga penguat tanpa lowpass filter, pake lowpass filter nggak yaaa...
OH ya ,PLL pake model apa anda, kalo saya pake model VERONICA, kemarin kueksperimen bisa sampe di atas 150 MHZ, bisa untuk link. Di tempat saya yang lagi ngeterend menggunakan LINK. daya kecil tapi jangkauan jauh (pemancarnya di atas gunung sih)
Utk Antena, Pake antena jenis Circular (sirra, OMB) tetapi harus dipasang 4 BAY atau lebih. Namun harganya cukup mahal.............
DIP KABEL TRANSMISI
Tanya:
Pak Win beberapa hari yang lalu saya ada baca artikel dari seorang homebrew juga (mas Isur) tentang cara matching kabel (nge DIP kabel), tapi saya agak kurang faham maksudnya, dan dia menggunakan MFJ, jadi bisakah kita nge dip kabel dengan hanya menggunakan swr meter dan dummyload saja? kalau yang saya tangkap caranya sbb:
1. pasang kabel ke konektor T dan sisi lainnya dari konektor T dipasang Dummyload
2. Hubungkan sisi konektor T yang lainnya ke swr
3. Jika kabel masih bagus swr tidak akan melebihi 1,7
4. potong ujung kabel sedikit demi sedikit hingga swr 1,3
5. setelah didapat swr1,3 kupas ujung kabel dan potong sedikit demi sedikit hingga didapat swr minimum (1,0)
inilah langkah langkah yang saya tangkap, apakah menurut pak win ini sudah benar atau ada cara lainnya?
Lagi lagi terima kasih pak Win atas penjelasannya, maaf nanya terus (kan klo malu nanya bakal kesasar??)
Tks
Jawab:
Berdasarkan pengalaman saya ada cara yang mudah untuk menyesuaikan resonansi kabel pada frek tertentu..yaitu:
1. Tentukan terlebih dahulu range frekuensi kerja dari pemancar anda
2. Carilah Frek. tengah dari batas atas dan batas bawah frek. kerja yang diinginkan (misal frek batas atas 100 Mhz dan frek batas bawah 102. Mhz,..maka frek tengahnya adalah [(100+102)/2] = 101 mHZ
3. Setelah frek tengah di dapat,..maka aturlah frek pemancar yang akan digunakan untuk Nge-dip kabel
4. Ada beberapa tools yang digunakan,.yaitu SWR meter yang masih standart, T konektor dan dummy load
5. Pasangkan kabel yang akan di dip pada salah satu ujung T konektor yang terpasang pada SWR dengan memasangkan konektornya terlebih dahulu, ujung yang lain tidak usah di pasang konektor (karena akan di potong2x)
6. Pada ujung lain dari T konektor pasangkan dummy load
7. Gunakan kabel jumper untuk menghubungkan antara pesawat dan SWR
8. Cek ulang semua persambungan yang dibuat
9. Hidupkan pesawat pada frek tengah yang telah ditentukan tadi
10. Posisikan SWR pada fungsi untuk ngematch antenna dan putar tombol kalibrasi sampai jarum kalibrassi maksimum ke arah kanan, kemudian lihatlah match pada swr,..
11. Bila kabel yang digunakan masih bagus,...biasanya jarum match akan menunjukan sekitar 1.5:1 s/d 1.7:1
12. Pemotongan ujung kabel yang terpasang di T konektor dapat di mulai. Pemotongan kabel hanya sepanjang konektor saja.
13. Bila sudah mencapai 1.3:1 hentikan pemotongan, kupaslah kabel itu kemudian potonglah inner dari kabel tersebut sedikit demi sedikit sampai di dapat 1.1 : 1
14. Bila telah di dapat 1.1 : 1 maka kabel tersebut dapat di asumsikan telah mencapai resonansi pada frek yang telah kita tentukan sebelumnya
15. Barulah kabel tersebut digunakan untuk melakukan match pada antenna yang akan dipasang
Selamat Mencoba,..
SOURCE: "http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Pengalaman_nge-DIP_Kabel_Antenna"
Baca selengkapnya...
Label:
Pemancar FM
Sabtu, 16 Agustus 2008
ANTENNA FM VERTICAL 5/8 LAMBDA
Sistem antenna memegang peranan sangat penting dalam pemancar FM, Contoh:
Pemancar dengan power output 150 Watt, SWR = 20 : 1 , Gain antenna 0 dB. Sistem antenna ini mempunyai performance / unjuk kerja yang lebih buruk disbanding suatu pemancar FM dengan daya output 25 Watt, SWR = 1 : 1, dan gain antenna 6 dB. Contoh ini menunjukkan betapa besar pengaruh system antenna terhadap Transmisi sinyal radio.
Salah satu factor penting dalam instalasi system antenna FM adalah ketinggian antenna. Pada band VHF , syarat agar komunikasi bisa berlangsung adalah LOS ( Line Of Sight ). Jadi idealnya komunikasi pada VHF , kedua antena baik penerima maupun pemancar harus saling terlihat. Sehingga di antara keduanya tidak boleh ada benda-benda yang dapat menyerap energi radio.
Sehingga para amatir radio di band VHF sering menyatakan bahwa lebih baik mempunyai gain antenna yang kecil tetapi dipasang tinggi daripada antena dengan gain besar tetapi dipasang rendah.
Antena vertical 5/8 lambda di bawah ini sangat mudah dibuat, dan cukup murah. Untuk men”tune” cukup memanjangkan atau memendekkan pecutnya ( whip ). Di sambungannya dipasang klem yang bisa dikencangkan. Klem ini banyak dijual di toko onderdil mobil atau sepeda motor.
Menggunkan sistem DC Grounded , sehingga relatif aman jika terjadi sambaran petir ( moga2 ndak usah terjadi deh.....)
Loading Coil bisa gunakan kawat listrik NYA tunggal 1,2 mm dan tak usah dibuang isolatornya. Setelah match, di tiap-tiap sekrup dan loading coil beri dengan lem anti air ( lagi2 di toko onderdil sepeda motor ).
Menurut pengalaman , dengan antena ini mudah sekali dicapai SWR 1 : 1.
OH ya, untuk teman-teman yang tertarik tentang Radio Komunitas bisa lihat DI SINI
Baca selengkapnya...
Pemancar dengan power output 150 Watt, SWR = 20 : 1 , Gain antenna 0 dB. Sistem antenna ini mempunyai performance / unjuk kerja yang lebih buruk disbanding suatu pemancar FM dengan daya output 25 Watt, SWR = 1 : 1, dan gain antenna 6 dB. Contoh ini menunjukkan betapa besar pengaruh system antenna terhadap Transmisi sinyal radio.
Salah satu factor penting dalam instalasi system antenna FM adalah ketinggian antenna. Pada band VHF , syarat agar komunikasi bisa berlangsung adalah LOS ( Line Of Sight ). Jadi idealnya komunikasi pada VHF , kedua antena baik penerima maupun pemancar harus saling terlihat. Sehingga di antara keduanya tidak boleh ada benda-benda yang dapat menyerap energi radio.
Sehingga para amatir radio di band VHF sering menyatakan bahwa lebih baik mempunyai gain antenna yang kecil tetapi dipasang tinggi daripada antena dengan gain besar tetapi dipasang rendah.
Antena vertical 5/8 lambda di bawah ini sangat mudah dibuat, dan cukup murah. Untuk men”tune” cukup memanjangkan atau memendekkan pecutnya ( whip ). Di sambungannya dipasang klem yang bisa dikencangkan. Klem ini banyak dijual di toko onderdil mobil atau sepeda motor.
Menggunkan sistem DC Grounded , sehingga relatif aman jika terjadi sambaran petir ( moga2 ndak usah terjadi deh.....)
Loading Coil bisa gunakan kawat listrik NYA tunggal 1,2 mm dan tak usah dibuang isolatornya. Setelah match, di tiap-tiap sekrup dan loading coil beri dengan lem anti air ( lagi2 di toko onderdil sepeda motor ).
Menurut pengalaman , dengan antena ini mudah sekali dicapai SWR 1 : 1.
OH ya, untuk teman-teman yang tertarik tentang Radio Komunitas bisa lihat DI SINI
Baca selengkapnya...
Label:
ANTENA
Selasa, 15 Juli 2008
KARAKTERISTIK KOMPONEN PADA PERAKITAN PEMANCAR FM
“Aduh gimana nih ngatasinya: Pemancar FM saya nyepletter ke TV”
“Minta saran dong: Power Pemancar FM saya besar, tapi kok nggak bisa mancar jauh?’’
Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain….
Merakit Pemancar FM, mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Dibutuhkan pengetahuan , keterampilan , dan pengalaman yang cukup. Banyak hal-hal yang “membingungkan” bagi pemula di dunia rakit-merakit RF.
Kegagalan yang sering ditemui para pemula dalam merakit Pemancar FM adalah kurangnya pengetahuan tentang komponen yang digunakan.
Pemancar FM berada pada spectrum frekuensi VHF (very high Frequency ), dimana didaerah ini sangat sensitive terhadap komponen – komponen pemancar ( resistor, kapasitor, dan Induktor).
Panjang 0,5 lamda pada frekuensi 100 Mhz sekitar 60 inchi, tetapi pada frekuensi 400 Mhz hanya sekitar 15 inchi. Ini berarti bahwa pada frekuensi 400 Mhz sebuah tahanan 1 Watt akan mempunyai panjang gelombang sebesar 0,04 lamda. Oleh karena itu idealnya komponen-komponen yang dipergunakan di VHF-UHF dibuat sekecil mungkin. Dengan demikian akan dapat menghindari kesalahan/kegagalan akibat ukuran fisik komponen. Misalnya, kabel yang terlalu panjang bisa bersifat menjadi inductor atau malah menjadi antenna, lilitan yang berdekatan bersifat sebagai kapasitor, dan kapasitor dapat berlaku sebagai inductor.
Pengetahuan akan karakteristik komponen dan teknik perakitan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam merakit Pemancar FM.
Resistor pada VHF
Konduktor-konduktor dan resistor-resistor dapat membangkitkan noise thermal yang merupakan fungsi dari temperature komponen dan tahanannya. Pada kawasan VHF suatu resistor mempunyai kapasitansi yang ditimbulkan oleh kaki-kaki komponennya, juga mempunyai induktansi yang bergantung pada panjang kaki komponen. Semakin tinggi frekuensi kerja, semakin besar pula pengaruh kapasitansi dan induktansi liar terhadap kinerja rangkaian.
Tahanan RF dari kebanyakan resistor kecil cenderung turun pada frekuensi yang lebih tinggi. Pada frekuensi mendekati 150 MHz, nilai tahanan RF turun 20% dari nilai resistor pada DC. Jadi bila kita mengukur suatu tahanan 100 Ohm dengan Ohmmeter DC, maka pada frekuensi 150 MHz nilai tahanan RF yang dirasakan rangkaian adalah 80 Ohm.
Jenis resistor yang mempunyai kapasitansi dan induktansi liar yang kecil sangat dianjurkan dalam perakitan Pemancar FM.
Kapasitor pada VHF
Reaktansi kapasitip dari sebuah kapasitor semakin kecil dengan naiknya frekuensi. Sebaliknya reaktansi induktif dari kawat/inductor semakin bertambah dengan naiknya frekuensi. Karena pemancar FM bekerja di kawasan VHF, inductor liar yang ditimbulkan oleh kaki-kaki kapasitor dapat menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan. Dalam kawasan ini, kapasitor bisa berubah menjadi komponen yang agak kompleks, bisa bersifat induktansi, kapasitansi, dan resistansi, sehingga ada kemungkinan terjadi resonansi sendiri antar komponen tersebut, pada suatu frekuensi tertentu. Layak tidaknya suatu kapasitor digunakan pada VHF (FM), tergantung pada ukuran fisik, bahan, dan teknik fabrikasinya. Untuk kawasan frekuensi ini kapasitor mika atau keramik cukup layak digunakan, dengan catatan kaki-kakinya harus sependek mungkin.
Induktor Pada VHF
Induktor atau lilitan digunakan pada rangkaian VHF sebagai bagian dari sirkuit tala atau sebagai RFC (Radio Frequency Choke). Reaktansinya semakin besar jika frekuensi operasi semakin tinggi. Induktor yang paling efisien adalah sebuah inductor satu lapis dengan diameter kawat yang besar serta diameter inductor sama dengan panjangnya.
Induktor berintikan ferit mempunyai induktansi lebih besar dibanding induktor dengan inti udara. Inti ferit mempunyai efek menambah induktansi suatu lilitan.
Induktor yang dililit pada ferrite cincin ( toroidal ) atau ferrite bead , seringkali digunakan pada rangkaian RF terutama di VHF-UHF. RFC dengan toroid ini akan mampu mengurangi kebocoran flux. Medan RF akan terkonsentrasi di sekitar lilitan dengan inti toroid tersebut. Sehingga lilitan ini bisa dikerjakan pada rangkaian dengan kepadatan komponen yang tinggi.
Di pasaran terdapat beberapa macam ferrite atau toroid, ditinjau dari range frekuensi kerjanya. Secara Umum ferrite yang dapat bekerja di VHF, tidak masalah jika dikerjakan di jalur HF.
Tata letak komponen lilitan sangat berpengaruh pada kinerja rangkaian RF. Bila ada dua buah lilitan yang sejajar maka kedua lilitan akan saling menginduksikan medan listrik satu sama lain , atau yang disebut kopling magnetik. Kopling magnetik yang tidak dikehendaki ini harus dicegah, kecuali memang dikehendaki.
Pada penguat bertingkat dengan penguatan tinggi, kopling magnetik antara bagian output dan input dapat menyebabkan umpanbalik positip, dan akan terjadi self osilasi.
Hal ini dapat dicegah dengan memasang shielding yang digroundkan di antara lilitan yang terjadi kopling magnetik tadi. Dan cara lainnya adalah dengan membuat lilitan-lilitan tadi dipasang saling tegak lurus, sehingga kopling magnetiknya akan menjadi nol.
Source:Majalah Elektron
TIPS:
1. Sebaiknya kita mengacu pada rangkaian Built-Up untuk merakit Pemancar FM, dari sisi tata letak dan perakitan/pengawatan.
2. Untuk mengetes Pemancar FM kita self osilasi atau tidak, coba hidupkan pemancar , pasang SWR meter pada posisi POWER, kemudian matikan osilator saja ( sementara rangkaian buffer sampai final tetap tersuplai tegangan). Lihat Power pada SWR , apakah masih menunjukkan adanya daya atau tidak. Jika tidak, berarti Pemancar FM anda tidak terjadi self osilasi. Jika ya, berarti anda harus meneliti rakitan anda
Mungkin teman-teman punya pengalaman lain......tambahin dong
Baca selengkapnya...
“Minta saran dong: Power Pemancar FM saya besar, tapi kok nggak bisa mancar jauh?’’
Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain….
Merakit Pemancar FM, mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Dibutuhkan pengetahuan , keterampilan , dan pengalaman yang cukup. Banyak hal-hal yang “membingungkan” bagi pemula di dunia rakit-merakit RF.
Kegagalan yang sering ditemui para pemula dalam merakit Pemancar FM adalah kurangnya pengetahuan tentang komponen yang digunakan.
Pemancar FM berada pada spectrum frekuensi VHF (very high Frequency ), dimana didaerah ini sangat sensitive terhadap komponen – komponen pemancar ( resistor, kapasitor, dan Induktor).
Panjang 0,5 lamda pada frekuensi 100 Mhz sekitar 60 inchi, tetapi pada frekuensi 400 Mhz hanya sekitar 15 inchi. Ini berarti bahwa pada frekuensi 400 Mhz sebuah tahanan 1 Watt akan mempunyai panjang gelombang sebesar 0,04 lamda. Oleh karena itu idealnya komponen-komponen yang dipergunakan di VHF-UHF dibuat sekecil mungkin. Dengan demikian akan dapat menghindari kesalahan/kegagalan akibat ukuran fisik komponen. Misalnya, kabel yang terlalu panjang bisa bersifat menjadi inductor atau malah menjadi antenna, lilitan yang berdekatan bersifat sebagai kapasitor, dan kapasitor dapat berlaku sebagai inductor.
Pengetahuan akan karakteristik komponen dan teknik perakitan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam merakit Pemancar FM.
Resistor pada VHF
Konduktor-konduktor dan resistor-resistor dapat membangkitkan noise thermal yang merupakan fungsi dari temperature komponen dan tahanannya. Pada kawasan VHF suatu resistor mempunyai kapasitansi yang ditimbulkan oleh kaki-kaki komponennya, juga mempunyai induktansi yang bergantung pada panjang kaki komponen. Semakin tinggi frekuensi kerja, semakin besar pula pengaruh kapasitansi dan induktansi liar terhadap kinerja rangkaian.
Tahanan RF dari kebanyakan resistor kecil cenderung turun pada frekuensi yang lebih tinggi. Pada frekuensi mendekati 150 MHz, nilai tahanan RF turun 20% dari nilai resistor pada DC. Jadi bila kita mengukur suatu tahanan 100 Ohm dengan Ohmmeter DC, maka pada frekuensi 150 MHz nilai tahanan RF yang dirasakan rangkaian adalah 80 Ohm.
Jenis resistor yang mempunyai kapasitansi dan induktansi liar yang kecil sangat dianjurkan dalam perakitan Pemancar FM.
Kapasitor pada VHF
Reaktansi kapasitip dari sebuah kapasitor semakin kecil dengan naiknya frekuensi. Sebaliknya reaktansi induktif dari kawat/inductor semakin bertambah dengan naiknya frekuensi. Karena pemancar FM bekerja di kawasan VHF, inductor liar yang ditimbulkan oleh kaki-kaki kapasitor dapat menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan. Dalam kawasan ini, kapasitor bisa berubah menjadi komponen yang agak kompleks, bisa bersifat induktansi, kapasitansi, dan resistansi, sehingga ada kemungkinan terjadi resonansi sendiri antar komponen tersebut, pada suatu frekuensi tertentu. Layak tidaknya suatu kapasitor digunakan pada VHF (FM), tergantung pada ukuran fisik, bahan, dan teknik fabrikasinya. Untuk kawasan frekuensi ini kapasitor mika atau keramik cukup layak digunakan, dengan catatan kaki-kakinya harus sependek mungkin.
Induktor Pada VHF
Induktor atau lilitan digunakan pada rangkaian VHF sebagai bagian dari sirkuit tala atau sebagai RFC (Radio Frequency Choke). Reaktansinya semakin besar jika frekuensi operasi semakin tinggi. Induktor yang paling efisien adalah sebuah inductor satu lapis dengan diameter kawat yang besar serta diameter inductor sama dengan panjangnya.
Induktor berintikan ferit mempunyai induktansi lebih besar dibanding induktor dengan inti udara. Inti ferit mempunyai efek menambah induktansi suatu lilitan.
Induktor yang dililit pada ferrite cincin ( toroidal ) atau ferrite bead , seringkali digunakan pada rangkaian RF terutama di VHF-UHF. RFC dengan toroid ini akan mampu mengurangi kebocoran flux. Medan RF akan terkonsentrasi di sekitar lilitan dengan inti toroid tersebut. Sehingga lilitan ini bisa dikerjakan pada rangkaian dengan kepadatan komponen yang tinggi.
Di pasaran terdapat beberapa macam ferrite atau toroid, ditinjau dari range frekuensi kerjanya. Secara Umum ferrite yang dapat bekerja di VHF, tidak masalah jika dikerjakan di jalur HF.
Tata letak komponen lilitan sangat berpengaruh pada kinerja rangkaian RF. Bila ada dua buah lilitan yang sejajar maka kedua lilitan akan saling menginduksikan medan listrik satu sama lain , atau yang disebut kopling magnetik. Kopling magnetik yang tidak dikehendaki ini harus dicegah, kecuali memang dikehendaki.
Pada penguat bertingkat dengan penguatan tinggi, kopling magnetik antara bagian output dan input dapat menyebabkan umpanbalik positip, dan akan terjadi self osilasi.
Hal ini dapat dicegah dengan memasang shielding yang digroundkan di antara lilitan yang terjadi kopling magnetik tadi. Dan cara lainnya adalah dengan membuat lilitan-lilitan tadi dipasang saling tegak lurus, sehingga kopling magnetiknya akan menjadi nol.
Source:Majalah Elektron
TIPS:
1. Sebaiknya kita mengacu pada rangkaian Built-Up untuk merakit Pemancar FM, dari sisi tata letak dan perakitan/pengawatan.
2. Untuk mengetes Pemancar FM kita self osilasi atau tidak, coba hidupkan pemancar , pasang SWR meter pada posisi POWER, kemudian matikan osilator saja ( sementara rangkaian buffer sampai final tetap tersuplai tegangan). Lihat Power pada SWR , apakah masih menunjukkan adanya daya atau tidak. Jika tidak, berarti Pemancar FM anda tidak terjadi self osilasi. Jika ya, berarti anda harus meneliti rakitan anda
Mungkin teman-teman punya pengalaman lain......tambahin dong
Baca selengkapnya...
Label:
Pemancar FM
Minggu, 13 Juli 2008
OSILASI PARASITIK PADA PEMANCAR FM
Dalam perakitan PEMANCAR FM atau rangkaian RF pada umumnya, efek dari kapasitansi dan induktansi tidak bisa samasekali diremehkan. Semakin tinggi frekuensi kerja, semakin signifikan pengaruh dari reaktansi kapasitif dan induktifnya.
Kawat sepanjang 5 cm mungkin tidak berefek pada rangkaian audio, tetapi pada rangkaian uhf, akan dapat menimbulkan efek yang serius, dengan kata lain reaktansi induktifnya berlipat-lipat besarnya.
Kapasitansi internal transistor dan induktansi kawat jumper ( misal jalur PCB yang panjang ) dapat menimbulkan Osilasi yang tidak diinginkan (Unwanted Oscillations).
Osilasi liar ini terbentuk dalam konfigurasi Colpits atau Hartley. Biasanya Osilasi ini terjadi mulai kawasan VHF – UHF.
Untuk mengurangi Osilasi liar akibat terjadinya umpan-balik positif ini, maka bisa kita tambahkan resistor sekitar 10 Ohm, atau dengan dieksperimen. Cara lainya mungkin dengan menyelipkan Ferrite Bead pada kaki basis. Ferrite Bead ini akan menyerap /meredam energi osilasi parasitik dan menghilangkan Osilasi yang tidak dinginkan ini. Dalam kasus lain, bisa diatasi dengan menurunkan ”feedback fraction”
Atau dengan menggeser/merubah besaran pergeseran fasa.
Dalam praktek perakitan PEMANCAR FM, tata-letak komponen, layout PCB, shielding, dan pengawatan harus betul-betul diperhatikan. Sebaiknya kita mengacu pada rakitan built-up jika memungkinkan, dan tentu saja jika hanya berpedoman skematik diagram tingkat keberhasilan dalam merakit pemanacar FM tentulah sangat kecil.
Seringkali kita harus banyak memasang ferrite bead dan capacitor by-pass untuk mengurangi self osilasi ini. Pada desain RF , groundplane (bidang ground) sangat signifikan pengaruhnya. Gunakan PCB dari bahan Fiber dan double side jika memungkinkan.
Baca selengkapnya...
Kawat sepanjang 5 cm mungkin tidak berefek pada rangkaian audio, tetapi pada rangkaian uhf, akan dapat menimbulkan efek yang serius, dengan kata lain reaktansi induktifnya berlipat-lipat besarnya.
Kapasitansi internal transistor dan induktansi kawat jumper ( misal jalur PCB yang panjang ) dapat menimbulkan Osilasi yang tidak diinginkan (Unwanted Oscillations).
Osilasi liar ini terbentuk dalam konfigurasi Colpits atau Hartley. Biasanya Osilasi ini terjadi mulai kawasan VHF – UHF.
Untuk mengurangi Osilasi liar akibat terjadinya umpan-balik positif ini, maka bisa kita tambahkan resistor sekitar 10 Ohm, atau dengan dieksperimen. Cara lainya mungkin dengan menyelipkan Ferrite Bead pada kaki basis. Ferrite Bead ini akan menyerap /meredam energi osilasi parasitik dan menghilangkan Osilasi yang tidak dinginkan ini. Dalam kasus lain, bisa diatasi dengan menurunkan ”feedback fraction”
Atau dengan menggeser/merubah besaran pergeseran fasa.
Dalam praktek perakitan PEMANCAR FM, tata-letak komponen, layout PCB, shielding, dan pengawatan harus betul-betul diperhatikan. Sebaiknya kita mengacu pada rakitan built-up jika memungkinkan, dan tentu saja jika hanya berpedoman skematik diagram tingkat keberhasilan dalam merakit pemanacar FM tentulah sangat kecil.
Seringkali kita harus banyak memasang ferrite bead dan capacitor by-pass untuk mengurangi self osilasi ini. Pada desain RF , groundplane (bidang ground) sangat signifikan pengaruhnya. Gunakan PCB dari bahan Fiber dan double side jika memungkinkan.
Baca selengkapnya...
Label:
Pemancar FM
Jumat, 09 Mei 2008
Simple Stereo FM Transmitter
This project very easy, cheap, and good for beginner. Based on IC MC1310( FM stereo modulator/demodulator ) and CD4066 as switch( like Balance Modulator ), this Encoder Stereo is good enough. RF oscillator generated by very cheap Tr 2SC829, and 2SC710 as buffer. To Change Frequency Transmitter, adjust/trim ferrite of Coil (L1).
Baca selengkapnya...
Label:
Pemancar FM
Minggu, 04 Mei 2008
Antenna FM Circular
Suatu ketika untuk mendapatkan coverage area yang bagus untuk daerah padat/perkotaan aku coba eksperimen antena FM yang mempunyai polarisasi sirkular..bayangkan kayak spiral yang berputar. Jadi ya bukan horizontal kombinasi vertikal....kelemahannya adalah gain yang rendah..mesti butuh power besar atau dipasang beberapa BAY antena.
Sulit sekali men"tune" nya...Untuk model antena circular yang lain bisa lihat gambar di SINI
Di pasaran terdapat bermacam-macam model untuk antena sirkular ini, ada jenis sirra (double dipole) misalnya yang paling populer, kalau seperti gambar itu, aslinya untuk elemen horisontalnya umumnya berbentuk lingkaran. Karena amat sulit sekali (coba aja )membuat lingkaran aluminium dengan diameter sekitar 30 cm . kita coba elemen berbentuk segi empat. Mungkin pemecahannya kita gunakan elemen dengan tembaga diameter 0,5 inchi, lebih mudah dibentuk walaupun harganya lumayan mahal.
Pada eksperimen antena ini, untuk matching impedance nya menggunakan Gamma Match, persis seperti kalau kita buat driven untuk antenna dipole.
Baca selengkapnya...
Label:
ANTENA
Booster Pemancar FM dengan Combiner Cable
Anda bisa buat boster FM 200W dengan menggunakan dua buah boster 100 Watt yang digabung/dikombine dengan kabel coax. Ide dasarnya lihat combiner/splitter pada antenna 2M YAGI 2 BAY. pada sisi input, dari 50 Ohm di"split" menjadi masing2 50 Ohm. Pada bagian output di"combine" menjadi 50 Ohm lagi...nih PCB nya.
Model begini aku buat untuk radio komunitas di SMK Diponegoro Ploso Jombang. Anda harus membuat dua buah penguat yang sama persis dan di tune untuk input dan Outputnya: 50 Ohm . Kemudian tentu aja anda harus menyiapkan suatu alat yang bisa memecah ( splitter ) dari satu input 50 Ohm menjadi 2 cabang masing2 juga 50 Ohm, yang nantinya kita umpankan ke input masing-masing penguat. Kemudian harus disiapkan juga alat yang sama tetapi fungsinya berlawanan, yaitu combiner yang berguna untuk menggabung RF Output dari masing2 penguat menjadi 50 Ohm lagi. sehingga bisa diumpankan ke Antenna. Combiner atau splitter bisa anda buat dari kabel dengan perhitungan tertentu pula....
Baca selengkapnya...
Label:
Booster FM
Serial Programmer for AT89C2051
Suatu ketika aku kepingin sekali punya downloader untuk AT89C2051, maka aku rakit ...Hasilnya untuk membaca/Read isi flash sih oke. Namun ketika menulis/Write pada tahap verify selalu terjadi error.. . Hasil penulisan terjadi perbedaan dengan Kode HEX aslinya, sehingga proyek ini ..halted dulu. Kasih saran dong....
Baca selengkapnya...
Label:
Mikrokontroler
Radio FM dengan IC CXA1019P
Untuk praktek siswa SMP , kita buat radio FM yang sederhana dan mudah sekali dirakit namun mempunyai kepekaan/sensitivitas yang tinggi. IC yang dipakai yaitu CXA1019P, sangat banyak di toko-toko elektronik dan cukup murah.
Satu kesulitan yang ditemui untuk merakit radio ini adalah mengetrim coil (2 buah coil), satu coil beresonansi pada frekuensi local oscillator dan satu lainnya beresonansi pada frekuensi antenna(stasiun Pemancar FM). Akan sangat membantu jika anda punya DIP meter, tahu khan: yaitu alat untuk ngeliat resonansi LC. Idealnya selisih resonansi keduanya: 10,7 MHZ, LO lebih tinggi 10,7 MHz dibanding resonator antenna. Contoh: jika kita menangkap siaran radio FM pada frekuensi 100 MHz, maka Local Oscillator (LO) harus beresonansi pada 110,7 MHZ dan antena harus resonant di 100 MHz. Jika itu sudah tercapai maka penerimaan receiver akan sangat sensitive. Juga radio ini dilengkapi dua buah Ceramic Filter 10,7 MHz untuk menambanh selectivitas. Di dalam IC CXA 1019P ini sudah built in Audio Amplifier, sehingga outputnya lansung bisa ke Speaker 8 Ohm.
Baca selengkapnya...
Label:
Radio FM
Robot Line Follower
Robot ini akan berjalan mengikuti jalur hitam/putih. Ide dasarnya adalah, sensor mendeteksi perbedaan warna garis, cahaya pantulan akan diterima oleh komparator, dari komparator akan menjalankan motor melalui transistor driver . Apakah motor berputar ke depan/sebaliknya tergantung posisi sensor/robot.
Baca selengkapnya...
Label:
Mikrokontroler
Booster Pemancar FM 100 Watt
Anda bisa menggunakan transistor 2SC2782 atau 2SC2694 . Dengan input 20W daya keluaran 60 - 120 watt. Power Supply 13,8V. Arus yang ditarik sekitar 12 amper.
Perlu ditambahkan kipas untuk pendingin. Yang perlu diperhatikan adalah: waktu men"tune" jangan lupa pasang dummy load (tentunya yang berdaya besar). Kalau kelupaan, bisa dijamin VC Trimmer bagian output yang ke ground, langsung short. Terus tahu sendiri akibatnya khan, Power supply langsung protect sebab memang short, lha kalau Power supply nggak dilengkapi protec bagaimana ....? langsung rusak dong Transistor Regulatornya.Kejadian ini sama dengan ketika antenna kita terlepas koneksinya, akibat korosi atau kerusakan mekanis.
Akibat Transistor Regulator yang rusak(short juga tentunya) akan berakibat lebih fatal, Tegangan dari dioda rectifier + ELCO yang tentunya "tanpa teregulasi" 30V misalnya, akan langsung mencatu ke Collector Transisfor Final Amplifier. habis dah transistornya.
Makanya kalau untuk pemancar/boster dengan daya besar perlu pakai Power supply dengan protector (over voltage/current) , oh ya perlu juga protector untuk SWR( Standing Wave Ratio ) yang tinggi.
Baca selengkapnya...
Label:
Booster FM
Digital Calendar with AT 89s51
Dengan tampilan LCD 2x16 , kalender digital ini berbasis mikrokontroller AT 89s51, menggunakan RTC( Real Time Clock ) DS 12c887, Source Code dari haline Elektronik (terimaksih Pak Ir. Johannes Tjatur,Malang). Dengan kalender digital ini kita bisa lihat/mengedit: detik, menit, jam, hari, tanggal, dan tahun. Karena adanya RTC kalender tetap menunjukkan waktu real sekarang, walaupun catu daya terlepas sebelumnya.
Baca selengkapnya...
Label:
Mikrokontroler
PLL Pemancar FM Dengan CD 4059
PLL ini menggunakan Progammable divider dengan CD 4059 yang jauh lebih murah. Untuk Phase detektor digunakan IC PLL 4046 dan Sebagai Oscillator Reference menggunakan 4060. hasilnya cukup bagus , cuma sedikit bermasalah pada konverter dari level RF ke level TTL...
Baca selengkapnya...
Label:
PLL
Minggu, 06 April 2008
Remote control Untuk Alat Rumah tangga
Remote Control ini menggunakan IC Mikrokontroler dari Atmel AT89C2051, menggunakan Remote TV Sony. Output berupa saklar Relay. Sehingga langsung bisa digunakan untuk mengendalikan peralatan dengan listrik 220VAC. Terdapat 8 buah keluaran/output.
Baca selengkapnya...
Label:
Mikrokontroler
Jam digital dengan AT89s51
Untuk ujian kompetensi kejuruan anak-anak SMK Elektronika Industri. Beberapa bulan yang lalu saya buat prototype Jam digital. Lumayan lah untuk pemula di mikrokontroler.
Cuma itu lho pengawatan untuk bagian display agak ruwet..... Jadi terlihat nggak rapi
lihat tuh....
Untuk mikrokontroler aslinya menggunakan at89c2051, karena waktu itu kita belum punya downloader untuk IC ini , maka terus diganti dengan at89s51. tinggal merubah kaki-kakinya dengan menyesuaikan port2nya.
sebenarnya dengan AT89s51, akan banyak pin-pin yang tersisa dan ukuran rangkaian menjadi lebih besar.
Satu kelemahan dari rangkaian ini adalah tidak adanya RTC, sehingga jika catu daya terlepas maka display jam kembali reset. Kita harus mengeset kembali sesuai jam sekarang.
Kelemahan di atas bisa diatasi dengan memasang battery backup, khusus pada MCU nya saja. Sehingga ketika Listrik PLN mati, MCU tetap running, dan setelah listrik hidup lagi maka display akan tetap menunjukkan waktu sekarang.
Pada proyek ini digunakan Seven Segment ukuran 1 inchi, dan bisa dicatu dengan tegangan standart 5 V. Terakhir kita gunakan seven segmen 3 inchi, dengan peneyesuaian tegangan catu daya. Yang 3 inchi ini tegangannya sekitar 8-9 Volt.
Mungkin anda perlu proyek - proyek mikrokontroller yang lain, di sini
Baca selengkapnya...
Label:
Mikrokontroler
Boster Pemancar FM push-pull 220 Watt
Sekitar bulan agustus 2007 , kita sama anak2 merakit boster untuk Pemancar FM . Untuk Radio Komunitas SMKN 2 Probolinggo. Transistor pakai 2SC 2694 push-pull. Ketika di Tune mampu keluar daya sekitar 200W - 220W ( dengan beban Dummy Load).
Nih fotonya.....
Menurut pengalaman ( mungkin teman2 punya pengalaman lain...) kalau kita merakit boster atau pemancar lebih baik jika melihat langsung barang yang udah jadi. Dengan melihat gambar skema saja tidak cukup. Tahu sendiri khan, kita bekerja pada frekuensi sangat tinggi VHF. Jalur PCB atau kabel yang terlalu panjang, sudah mempunyai reaktansi induktif yang tidak bisa diabaikan. Jika mau diperhatikan Jenis PCB juga tak boleh sembarangan, gunakan yang jenis Fiber dan double side (untuk groundplane).
Satu lagi yang bikin frustasi dalam merakit RF adalah adanya self oscillation / berosilasi sendiri. Desain PCB dan tata letak akan sangat berpengaruh di sini, penggunaaan capacitor filter dan ferrite bead sangat efektif untuk meredam osilasi yang tidak dikehendaki.
Baca selengkapnya...
Label:
Booster FM
Senin, 25 Februari 2008
Oscillator FM PLL dengan TTL
Selanjutnya aku buat Osilator PLL dengan IC TTL sekalian encodernya. Hasilnya jauh lebih OK...Audionya bagus banget/ best audio pokoknya.
Namun agak sulit Cari komponen-komponennya ..apalagi di Kota Jombang. Kita harus pesan ke teman2 di Bandung dan Glodok. Menggunakan dua buah oscillator yang di combine. Masing2 pada frekuensi 50 MHz, maka dihasilkan frekuensi 100 MHZ.
VCO akan berosilasi lebih stabil sebab semakin rendah osilator bekerja , frequency drift akibat komponen yang kritis lebih dikurangi. Transistor buffer yang aslinya pakai 2N3866, kita ganti dengan 2SC2053, sedangkan transistor akhir 2N4427 atau 2N3866 diganti juga dengan 2SC1970. Hasilnya juga oke lho, Output sekitar 500 mWatt dengan dummy load 50 Ohm.
Perkembangan terakhir Osilator PLL ini bisa kita kerjakan pada frekuensi 180 MHz. (Ada pesanan dari Kalimantan ). Buat FM Link ( FM repeater ) barangkali. by the way sekarang yang lagi trend di tempat saya, orang lebih suka buat repeater untuk pemancar FM nya
( mungkin teman2 perlu ngebaca Undang - undang Penyiaran...). Dengan Power kecil ( 100Watt misalnya )tapi jangkauannya jauh lebih luas. Lha Main Transmitternya di gunung sih.....Disamping itu studio jelas aman dari "komplain" tetangga, semisal pemancar kita nyeplet / interferensi , TVI misalnya.
Studio yang di kota memancar dengan daya kecil pada frequency link. Sehingga kemungkinan nyepletter kecil.
Suatu ketika, saya dengar cerita dari saudara2 di puncak gunung yang di daerahnya terdapat banyak stasiun link FM, dia kebingungan kenapa kok sulit menerima siaran FM yang jauh - jauh seperti dulu.
Mungkin teman-teman ingin mengganti/menambahkan dip switch dengan display dan switch digital bisa dilihat DISINI
Baca selengkapnya...
Label:
PLL
osilator PLL Tc9122
osilator PLL pertama yang aku buat pake TC9122.....Cukup oke . namun VCO yang aku gunakan kelas pasaran . walau sistem locknya betul-betu ok namun audionya nggak terlalu ...profesional..Prinsip dari Frequency synthesizer dengan PLL adalah:
membandingkan perbedaan Fasa / phase dari dua frekuensi yang sama, pada sebuah Phase Comparator atau phase detector. Keluaran dari P/D ini, setelah melewati low pass filter adalah berupa tegangan DC yang akan mengontrol frekuensi VCO ( voltage controlled Oscillator). Sedangkan output VCO selain sebagai frekuensi output PLL, juga diambil untuk diumpanbalikkan/dibandingkan dengan frekuensi oscillator Reference, tentunya setelah melewati Programmable divider.
Kadang2 juga diperlukan prescaler bila VCO bekerja pada frekuensi yang amat tinggi. Pada lain kasus bisa dipakai mixer untuk "menurunkan" frekuensi VCO.
Frekuensi oscillator reference adalah sama dengan frekuensi Step PLL, kecuali jika anda menggunakan prescaler. Frekuensi Step PLL = Freq.Osc. Ref X n prescaller
Sedangkan Frekuensi output PLL ( VCO ) = Frekuensi Step X n Programmable divider
Anda bisa menggunakan Prescaller dari IC TTL atau IC khusus Prescaller....
Baca selengkapnya...
Label:
PLL
Langganan:
Postingan (Atom)